10 langkah untuk mengembangkan
Home Based Business
Pada awalnya, home based business
memang tidak membutuhkan karyawan, persediaan, sewa menyewa dll dan cukup
menguntungkan. Namun begitu bisnis berkembang pesat, maka si pemilik usaha
tersebut akan terjebak oleh kesibukan yang sangat menyita waktu, uang dan
tenaga. Untungnya, ada beberapa cara untuk membuat Home Based Business
berkembang tanpa mengurangi keuntungan bisnis dan ketentraman. Berikut ini
adalah 10 langkah untuk mengembangkan Home Based Business :
1. Fokus pada satu produk atau
jasa, lalu pasarkan, promosikan, jual , lakukan tindakan apapun untuk
meningkatkan penjualan. Walaupun ada hasrat untuk melakukan bisnis dengan
menjual multi produk atau multi jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun
seringkali focus pada satu atau dua produk dan melakukannya dengan sangat baik
akan mengurangi risiko dan lebih menguntungkan.
2. Kembangkan lini produk untuk
melengkapi produk dan jasa yang sudah ada. Pada saat produk anda terbukti
banyak pembelinya, jangan lalai untuk mengambil peluang dari produk yang relevant
untuk mendiversifikasi lini produk. Hal ini tidak saja akan memberikan variasi
produk, tapi juga akan menarikan bagi pembeli retail yang bertipe suka
mengkonsumsi produk yang beragam namun masih satu lini.
3. Carilah Cara untuk
meningkatkan penjualan kepada pelanggan yang sudah pernah mencoba produk anda.
Akan lebih murah untuk melakukannya. Walaupun kamu tidak dapat mengembangkan
lini produk, kamu dapat meningkatkan pendapatan dengan cara Volume Discount.
Contoh : Beli satu dapat dua, kartu discount kunjungan. Teknik ini dapat juga
di gunakan pada Home Based Business.
4. Mulailah untuk memperkerjakan
seseorang, karyawan partimer, kontraktor independent, pegawai lepasan
(freelancer) ataupun keluarga. Hal ini bukan saja akan meringankan casflow
dengan cara menyesuaikan biaya dengan level pekerjaan yang ada, namun juga
dapat menggunakan tenaga kerja yang berkompeten, yang mungkin kamu tidak
sanggup memperkerjakan secara full time.
5. Membuat web site untuk
mengiklankan perusahaan secara online. Sekarang tidak perlu lagi membuka took
untuk menjaring pelanggan retail. Untuk pemasar produk special: buku2 langka
dan barang2 koleksi, Toko online akan membawa kamu untuk memperoleh jutaan
pelanggan tanpa membayar sewa, utility dan koleksi-koleksi tak berharga.
Pengembangan website sendiri dengan hanya usd30 per bulan tanpa pengetahuan
teknis. Perusahaan yang membantu anda untuk mendaftarkan Domain Anda akan
menyediakan Template Online, Hosting Website di server dia, menyediakan
beberapa alamat email.
6. Join dengan pemilik bisnis
lain untuk mempromosikan bisnis anda. Berpartner dengan pemilik bisnis yang
masih related adalah salah satu tehnik marketing yang termurah dan termudah.
7. Mulai memasarkan ke pasar yang
lain. Bila target pelanggan kamu adalah remaja, mulailah arahkan kepada
mahasiswa. Kalau target market anda adalah ibu2 pekerja, mungkin anda juga bisa
menjual produk yang bisa di pakai di rumah dengan beberapa modifikasi. Strategi
yang lain adalah dengan menggunakan produk berorientasi retail dan menjualnya
secara wholesale. Contoh, Catering yang menjual kue2 kecil dan ringan, dapat
menghubungi perusahaan kue local untuk menjual kepadanya secara wholesale.
Walaupun harga yang anda tetapkan lebih murah, namun akan memperoleh pendapatan
yang lebih konsisten.
8. Carilah cara baru dan berbeda
untuk memasarkan bisnis anda melalui Email Newsletter atau menjadi pembicara
tamu atau pembicara di suatu instansi. Pada dasarnya memasarkan bisnis tidak
perlu menggunakan media yang membutuhkan biaya mahal untuk memasang iklan, kita
dapat menggunakan Teknologi Informasi yang mulai berkembang diantaranya seperti
Blog, informasi melalui Face Book, dan lain-lain.
9. Kembangkan ke lokasi lain. Ini
bisa dengan menyewa Virtual office di Pusat Bisnis atau Menyewa bersama pemilik
UKM lainnya. Ada peluang untuk mendirikan kantor sementara, ketika anda
membutuhkan suatu pengembangan tertentu. Seperti menyewa Temporary Office dll.
10. Pertimbangkan untuk
mengembangkan bisnis anda dengan jalan Waralaba atau Peluang Bisnis.
Ada juga solusi bisnis untuk
kemiskinan
"Solusi Bisnis untuk Kemiskinan"
karya kolaboratif guru besar dan pengusaha besar, Prof Eriyatno
dan M Nadjikh. Betapa tidak, keduanya sepakat memadukan ilmu (science) dan
pengetahuan (knowledge) untuk satu tujuan mengeluarkan bangsa ini dari
kemiskinan. Kesepakatan yang muncul akibat keingintahuan yang dipicu oleh rasa
ketidakpercayaan bahwa predikat mis-kin ternyata terkait dengan realitas
ekonomi biaya tinggi. Dibandingkan orang kaya, dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, ternyata orang miskin masuk dalam kategori high cost economy. Untuk
mendapatkan layan-an pokok dengan fasilitas yang serba minim, si miskin dikenai
biaya per unit layanan yang relatif tinggi dibanding orang kaya yang serba
tersedia fasilitasnya.
Sebagai contoh, kebutuhan air bersih di
pedesaan untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum, si miskin harus membeli
air dengan jerigen yang harganya berkali lipat, sekitar Rp1000-2000/jerigen (20
liter). Angka ini lebih mahal jika dibandingkan dengan orang kaya yang membayar
tarif PAM dengan bayaran per meter kubik sekitar Rp 10 ribuan. Contoh lainnya
adalah listrik. Bagi si miskin yang tinggal di perkotaan dan tinggal di rumah
yang tidak permanen, di lokasi tanah yang belum jelas statusnya seperti di
pinggir sungai atau tanah negara, mereka tidak bisa mendapatkan saluran listrik
dari PLN. Dhus, si miskin harus menyambung listrik tidak resmi dengan pemilik
rumah yang ada saluran listriknya. Untuk itu, mereka harus membayar biaya
listrik minimal dua kali lipat dari tarif PLN normal.
Sementara untuk kebutuhan transportasi
sehari-hari, keluarga miskin tidak mempunyai sepeda ataupun sepeda motor. Maka,
mereka terpaksa naik transportasi umum seperti becak, ojek, mikrolet, atau bus
kota yang biaya per kilometernya relatif mahal, jika dibandingkan dengan biaya
per hari menggunakan kendaraan sendiri seperti yang dilakukan orang kaya/mampu.
Belum lagi, saat si miskin membutuhkan pinjaman uang, nasib yang sama akan
ditemui.
Pengusaha miskin biasanya dinilai tidak
bonafid dan tidak bankable oleh lembaga keuangan, karena status kredibilitasnya
diragukan. Maka, dengan terpaksa usaha mikro mencari pinjaman uang dari bank
gelap dan rentenir yang bunganya minimal 5 persen per bulan atau sekitar 60
persen per tahun. Hal ini berbeda dengan pengusaha kaya yang mendapat bunga
pinjaman sekitar 10-15 persen per tahun, dengan jumlah pinjaman yang cukup
besar dengan nilai agunan dan kepercayaan perbankan. Ketimpangan inilah yang
menye-babkan sulitnya usaha mikro berkembang.
Dari kenyataan tersebut jelas bahwa untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, si miskin memerlukan biaya hidup yang sangat
tinggi. Sedangkan pendapatan yang diterimanya rendah dan tak menentu sehingga
hidupnya serba kekurangan dan sering terjerat utang dengan rentenir. Berbeda
dengan orang kaya yang hidupnya berkecukupan, dan biaya harian relatif lebih
rendah jika diban-dingkan dengan pendapatan yang diterimanya. Sehingga, mereka
bisa menabung, membeli aset untuk investasi, dan sebagainya.
Dari realitas ini dapat ditarik kurva
pembelajaran bahwa orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin akan tetap
miskin. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, dan apabila belum ada
perspektif bisnis untuk memecahkan persoalan kemiskinan tersebut, maka diyakini
angka kemiskinan tidak akan pernah bisa diturunkan. Maka, sebuah konsep bisnis
di-harapkan dapat mengakhiri kemiskinan yang masih melanda jutaan keluarga
Indonesia.
Mengapa bisnis? Titik Winarti dalam Forum
MDG-UN (2005) mengatakan, "Yang kami butuhkan adalah kesempatan, bukan
belas kasihan." Memang, akar permasalahan kemiskinan adalah tidak adanya
ketersediaan lapangan kerja yang mampu memberikan pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan mereka. Untuk itu, pendekatan
bisnis yang mampu menyediakan lapangan kerja buat si miskin sangat penting
adanya. Proses bisnis dengan mekanisme unik di mana jaringan produksi dibangun
dengan sangat kuat dengan melibatkan si miskin sebagai tenaga kerja di hulu
adalah pemikiran cerdas.
Konsep miniplant dibangun di sentra-sentra
penghasil bahan baku untuk mempermudah penanganan pasca panen ke tahap proses
produksi selanjutnya. Miniplant berfungsi sebagai tempat pengolahan (pabrik)
khas sebagai solusi penanganan pasca panen. Warga sekitar bisa diserap untuk
bekerja di miniplant ini sehingga dapat meluaskan lapangan kerja dan mening-katkan
kesejahteraan mereka. Di sampung, dapat memperpendek rantai tata niaga hasil
laut sehingga harga beli bahan baku dari nelayan meningkat, dan nelayan akan
tertolong. Miniplant dibangun di lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku
sehingga penanganannya menjadi lebih cepat, akurat, bersih, efisien, dan rantai
segar produk akan terjamin.
Kelola Mina Laut, sebuah perusahaan
agribisnis hasil laut di Jatim telah mencontohkan sukses pendekatan miniplant
ini untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah-wilayah miskin mitra usahanya.
Terutama, di daerah-daerah pesisir di Indonesia, di mana bahan baku hasil laut
yang ditangkap para nelayan dikumpulkan, diproses, dan di-grading di miniplant
tersebut. Siapa sangka, produk yang diha--silkan mampu menembus pasar ekspor di
30 negara.
Intinya terletak pada pe-manfaatan bahan
baku lokal dan pemberdayaan penduduk lokal. Model ini semestinya mampu memantik
spirit para pebisnis untuk mengadopsinya sebagai bagian dari upaya turut mengentaskan
kemiskinan di Indonesia. Sudah tidak pada tempatnya pebisnis hanya berorientasi
pada profit seraya menutup mata terhadap fenomena sosial di sekelilingnya. Para
pe-bisnis mestinya memiliki ke-pedulian untuk mengembangkan bisnis yang dapat
menyumbang solusi mengatasi kemiskinan.
0 komentar:
Posting Komentar